Senin, 22 Juni 2015

'Love' Part 4

Istana Fatekhpur Sikri

"Bagaimana kabarmu ka,,, aku membuatkan manisan kesukaanmu" Bibi Nur mencium tangan kakaknya di taman Istana Timur.

"Terimakasih Nur,,, Aku sudah sehat sekarang,,, "

"Dimana Maryam? " tanya Bibi Nur

"Dia sedang membaca buku kesukaannya,,, baru saja dia menyuapiku makanan, lalu dia pamit pergi ke perpustakaan pribadinya,,, " Jawabnya lagi

"Dia tumbuh menjadi seorang wanita yang cantik Ka, dia sangat mencintaimu,,, Dia sudah besar sekarang Ka,,, "

Sultan Azzam hanya tersenyum sambil tetap memandang ke arah yang sulit Bibi Nur ketahui.

"Yaa,,,,Dia adalah Fatimahku yang terlahir kembali,,, ' Jawab sultan Azzam setelah diam. Bibi Nur sedih mendengarnya,,,

"Yaaa,,,,kecantikannya seperti Ibunya,,, Dalam matanya aku dapat melihat binar semangat Ka Fatimah, dalam senyum dan suaranya aku seolah menatap Ka Fatimah,,, Namun Ia bukan Ka Fatimah,,, Ia adalah anakmu yang mempunyai kehidupan sendiri Ka,,," jawab Bibi Nur

Sultan Azzam terdiam.
Tiba-tiba dari arah samping, tampak Aisya Beghum berlari menghampiri mereka,,,

"Assalamualaikum Paman, Bibi,,, " Aisya menyalaminya

"Wa'alaikumsalam,,,,, mengapa kau berlari-lari Aisya,,, ?" Tanya Bibi Nur

"Aku ingin bertemu dengan Maryam beghum, di manakah dia paman,,,"

" Dia berada di perpustakaannya Aisya, aku pun belum bertemu dengannya, kesanalah jika kau ingin menemuinya" Bibi Nur yang menjawabnya, sedang Sultan Azzam tetap dalam pandangannya yang lurus ke depan.

"baaiklah, aku akan menemuinya disana,,, salam Paman, salam Bibi,,, Lalu gadis itu berlari lincah ke arah perpustakaan yang letaknya agak tersembunyi di selatan taman Istana timur.

Maryam Beghum menghabiskan hampir seluruh hari nya di Perpustakaan, Hampir Ia tak pernah meninggal kan Istana Timur tempat Ia menghabiskan hidupnya bersama Ayahnya, Di samping Perpustakaan ada Aula besar tempat Maryam Beghum berlatih menari dan menyanyi dengan Guru nya, Gururnya lah yang datang ke Istana Timur.

Ayahnya Maryam Beghum, Sultan Azzam tak pernah mau bercakap-cakap selain dengan dirinya dan Bibi Nur, Jadi Maryam memang tak pernah mau meninggalkan Ayahnya. Ia di berikan kesempatan untuk mempejari banyak hal yang Ia suka asalkan tidak meninggalkan Istana Timur, untuk itu Ayahnya mendatangkan Guru untuk mendidik Maryam, Namun Ia tak pernah di perbolehkan melewati pintu Istana Timur ini, karna Ayahnya sangat membutuhkannya, Sultan Azzam tak akan makan apabila tidak di layani oleh Maryam. Jadi di Istana ini Maryam tak pernah keluar beriteraksi dengan putri-putri yang lainnya, Ia pun tak pernah mengikuti pesta-pesta yang di adakan oleh Istana, Hanya Aisya Beghum lah yang selalu menemuinya untuk bermain atau mengobrol banyak hal.

"Maryam Beghum,,,, Dimanakah kau? " Aisya Beghum memasuki pintu Perpustakaan yang di jaga oleh para penjaga Istana " Maryam Beghum,,,," Tak ada jawaban, dan Aisya tetap memasuki Perpustakaan yang tidak terlalu besar, karna Aisya tau ketika tengah membaca buku, Maryam Beghum tak pernah perduli dengan suara apapun selain Ayahnya yang memanggilnya. Perpustakaan ini berisi buku koleksi Maryam Beghum Pribadi dan juga warisan Ayahnya Sultan Azzam dan Ibunya Malika Fatimah, Dulunya Perpustakaan itu adalah milik Malika Fatimah yang juga sama, memiliki hobi membaca.

"Kau disini rupanya,,, " Kata Aisya setelah menemukan Maryam Beghum di sisi Perpustakaan yang menghadap ke arah taman, ada Taman kecil di dalam perpustakaan itu, di sana terdapat kolam air yang berisi aneka warna Ikan Koi, Juga bunga Teratai yang menghiasinya, di sisi kolam, terdapat banyak sekali Bunga Anggrek yang konon adalah peninggalan Malika Fatimah.

Maryam Beghum tak menggerakkan kepala sama sekali saat Aisya datang, Ia tampak asyik membaca lembaran buku yang ada di tangannya kini.

Aisya cemberut dan duduk di depannya, sambil terus memperhatikan kakak sepupunya.
Sepuluh menit waktu berlalu dan tetap tak ada gerakan dari Maryam Beghum, Aisya Beghum mulai bosan dan mulai menggoda kakaknya itu...

"sampai kapan kau akan mendiamkanku,,,? aku sudah duduk disini dan kau tetap tak menghentikan aktifitas membacamu,,, heeeeyyyy,,, " Aisya Beghum mengambil buku yang sedang di pegang oleh Maryam Beghum,,, Maryam Beghum melotot, tapi Aisya Beghum tak perduli..

"Kau sungguh keterlaluan, aku datang, dan kau mendiamkanku,,, " Ucapnya sambil cemberut

"Oke, baiklaaaah,,, ada apa kau menemuiku, sekarang kembalikan buku ku,, " Akhirnya Maryam Beghum membuka suara

"Tidak, aku tak akan memberikannya padamu,,, kau harus berjanji untuk menemaniku mengobrol, baru akan aku kembalikan buku ini,,"

"hhh,,,, Baiklaaah,,, sekarang kembalikan buku itu,,,"

Aisya Beghum tersenyum lebar, lalu memberikan buku itu pada kakaknya.

"Buku itu seperti menggunakan Bahasa Arab? kau mempelajari Bahasa Arab? " Tanya Aisya Beghum

"Yaa,,, Sedikit-sedikit aku mempelajari bahasa Arab,,," jawab Maryam

"Buku itu tentang apa? Maukah kau menceritakan padaku apa yang kau baca?"

"Buku ini Berkisah tentang Wanita-wanita yang sudah di Nash dalam Al-Qur'an menjadi penduduk Syurga dan wanita istimewa yang telah Allah ciptakan,,, kalau kau membacanya, kau pun akan sama denganku,,, lupa waktu dan tak akan menghiraukan yang lainnya" Jawabnya "Tapi sekarang kau telah menggangguku,,, "

Aisya Beghum terdiam dan cemberut

"Kau bisa membacanya lain waktu, aku ingin mengobrol denganmu,,, " akhirnya kemudian

"Yaa,,, Baiklaaah,,, apa yang ingin kau bicarakan denganku? "

"Hari ini Ayah mengirimkan kakak ku kak Fauzi ke pendidikannya ke wilayah India selatan, cukup jauh katanya, aku sedih melepas kepergian kakakku itu, dia yang selalu meyelamatkanku apabila aku bertengkar dengan kak Rukayyah dan Kak Murad,,, Huh,, kenapa bukan kak murad saja yang di kirim jauh dari Istana ini,,, " Aisya Beghum memasang wajah yang sangat kesal, Maryam Beghum hanya tersenyum mendengarnya.

" dan,,, kau tau tiga hari yang lalu, aku di ajak oleh ayahku dan Ibuku ke Istana Agra,,, waaaah,,, Kau akan terkagum-kagum melihat dalam Istananya,,, bangunan dan arsitekturnya sungguh megah dan menawan, dan yang paling membuat segalanya tampak begitu indah adalah sang Sultan,,, OOOhhh Tuhaaan, Dia seperti lukisan kesempuranaan,,,,," Aisya Beghum tiba-tiba merubah ekspresi suaranya yang sangat bersemangat.

Maryam Beghum mengerutkan keningnya mendengar cerita dari adik sepupunya Itu,,,

"Dia sangaaat tampan,,, sungguh,,, tak ada seorang putri pun yang datang ke acara tersebut yang tak terpesona olehnya,,, " Maryam Beghum tampak tak tertarik dengan cerita adiknya itu, dan dia hendak mulai membuka bukunya lagi,,,

"heey,,, aku sedang cerita, singkirkanlah buku ituuu,,, "

"oke,,, adalagi yang istimewa? ' Tanya Maryam Beghum.

"Kakakku Rukayyah Beghum meminta pada Ibu untuk di nikahkan dengan sang Sultan impian itu"

"Memangnya dia belum memiliki Istri? " Tanya Maryam

Aisya menggeleng " sepertinya belum, karna dia masih tampak masih muda, tapi kalaupun sudah, aku juga mau menjadi istrinya yang ke seratus sekalipun

Mata Maryam Beghum terbelalak,,, "hah,,,, dasar"

"Yaa,,,, karna kau belum menatapnya, kalau kau menatapnya, pasti kau juga sama dengan Rukayyah Beghum yang tergila-gila padanya,,, aku dua malam ini pun tak dapat tidur memikirkan dirinya"

Maryam Beghum terdiam,,, "Lalu adalagi yang istimewa dari ceritamu,,, "

"Entahlah,,, aku selalu terbayang wajahnya,,," Aisya Beghum tertawa menyadari kelakuannya dan Maryam Beghum tetap tak memperlihatkan ketertarikannya.

"Kau tidak tertarik dengan ceritaku? "Tanya Aisya  pada akhirnya,

"Aku tertarik pada ceritamu, tapi aku lebih tertarik melanjutkan kegiatan membacaku" Maryam tersenyum mengernyit menggoda Aisya yang sudah cemberut menekuk mukanya berlipat.

"Kau sungguh keterlaluan,,, " Kata Aisya masih cemberut

"Oke baiklaaah,,, lalu aku harus bagaimana? " Tanya Maryam Beghum

"Kau tak ingin bertemu dengan sang Sultan? " tanya Aisya tersenyum lucu.

Maryam Beghum menggeleng tersenyum

"Kau memang aneh, tak ada yang spesial di matamu kecuali ayahmu dan buku-buku itu,,, aah sudahlah, aku tak perduli, oyaaa,,, mau kah kau menceritakan padaku kisah wanita-wanita istimewa dalam buku yang kau baca itu? " kata Aisya akhirnya

" Yaa,,,, Aku sedang membaca kisah tentang seseorang yang namanya sama dengan namaku,,, 'Maryam,,,' Dia adalah sosok wanita yang dilahirkan dari pasangan Imran dan Hannah, wanita suci yang mengabdikan seluruh hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah, seorang wanita tegar menghadapi segala ujian yang Allah berikan padanya, yang ujian itu selalu Ia anggap sebagai bukti kecintaan Allah terhadap dirinya,

Nama Maryam telah di abadikan dala Al-Qur'an, juga Baginda Nabi Muhammad telah bersabda " Wanita yang paling utama di syurga itu ada empat, yakni Khadijah binti Khuwailid, Fatimah Binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiah istri Fir'an",,,

Tak salah seorang Seorang Sufi besar seperti  Ibnu Arabi menciptakan syair untuk Maryam ' Siapa yang tak kenal dirinya, maka Ia tak kenal Tuhannya' Alhamdulillah Aisyah,,, Aku sangat bangga dengan namaku Aisya,,, Ayah memberikan nama yang Indah kepadaku 'Maryam",,," Maryam beghum tersenyum sendiri sambil matanya tak berkedip menatap ke arah kolam yang ada di taman perpustakaan, sedang Aisya menatap kakaknya itu.

"Pernahkah kau merindukan Ibu mu? " Tiba-tiba Aisya bertanya seperti itu

Maryam terdiam,,, "Terkadang yaa,,, aku merindukannya, Namun dari cerita yang senantiasa Ayah kisahkan kepadaku, aku merasa kehadiran Ibu bersama ku setiap detiknya, dari cerita Ayah, Ibu selalu hadir, dan itu cukup untuk ku,,, " Kata Maryam tetap tersenyum menatap kolam air yang mengeluarkan bunyi-bunyian yang khas,,, "aku rasa Ayah yang selalu merindukan kehadiran Ibu, teramat merinduinya, sehingga aku tak pantas merindui Ibuku karna sudah ada Ayah, aku justru yang akan menjadi sosok yang di cintai ayahku,,, aku ingin mengembalikan senyum ayah selalu,,, " Maryam melanjutkan.

" Kau tak bosan dengan selalu berada dalam Istana timur ini? kau tetap menggunakan pakaian berwarna hitam, dan kau pun tak bergaul dengan teman-teman sebayamu,,,,? " Tanya Aisya

" Tidak Aisya,,, aku bahagia dengan hidupku, Hidupku adalah Ayahku,,, "


With Love

Putri wardah




Tidak ada komentar:

Posting Komentar