Senin, 22 Juni 2015

'Love' Part 4

Istana Fatekhpur Sikri

"Bagaimana kabarmu ka,,, aku membuatkan manisan kesukaanmu" Bibi Nur mencium tangan kakaknya di taman Istana Timur.

"Terimakasih Nur,,, Aku sudah sehat sekarang,,, "

"Dimana Maryam? " tanya Bibi Nur

"Dia sedang membaca buku kesukaannya,,, baru saja dia menyuapiku makanan, lalu dia pamit pergi ke perpustakaan pribadinya,,, " Jawabnya lagi

"Dia tumbuh menjadi seorang wanita yang cantik Ka, dia sangat mencintaimu,,, Dia sudah besar sekarang Ka,,, "

Sultan Azzam hanya tersenyum sambil tetap memandang ke arah yang sulit Bibi Nur ketahui.

"Yaa,,,,Dia adalah Fatimahku yang terlahir kembali,,, ' Jawab sultan Azzam setelah diam. Bibi Nur sedih mendengarnya,,,

"Yaaa,,,,kecantikannya seperti Ibunya,,, Dalam matanya aku dapat melihat binar semangat Ka Fatimah, dalam senyum dan suaranya aku seolah menatap Ka Fatimah,,, Namun Ia bukan Ka Fatimah,,, Ia adalah anakmu yang mempunyai kehidupan sendiri Ka,,," jawab Bibi Nur

Sultan Azzam terdiam.
Tiba-tiba dari arah samping, tampak Aisya Beghum berlari menghampiri mereka,,,

"Assalamualaikum Paman, Bibi,,, " Aisya menyalaminya

"Wa'alaikumsalam,,,,, mengapa kau berlari-lari Aisya,,, ?" Tanya Bibi Nur

"Aku ingin bertemu dengan Maryam beghum, di manakah dia paman,,,"

" Dia berada di perpustakaannya Aisya, aku pun belum bertemu dengannya, kesanalah jika kau ingin menemuinya" Bibi Nur yang menjawabnya, sedang Sultan Azzam tetap dalam pandangannya yang lurus ke depan.

"baaiklah, aku akan menemuinya disana,,, salam Paman, salam Bibi,,, Lalu gadis itu berlari lincah ke arah perpustakaan yang letaknya agak tersembunyi di selatan taman Istana timur.

Maryam Beghum menghabiskan hampir seluruh hari nya di Perpustakaan, Hampir Ia tak pernah meninggal kan Istana Timur tempat Ia menghabiskan hidupnya bersama Ayahnya, Di samping Perpustakaan ada Aula besar tempat Maryam Beghum berlatih menari dan menyanyi dengan Guru nya, Gururnya lah yang datang ke Istana Timur.

Ayahnya Maryam Beghum, Sultan Azzam tak pernah mau bercakap-cakap selain dengan dirinya dan Bibi Nur, Jadi Maryam memang tak pernah mau meninggalkan Ayahnya. Ia di berikan kesempatan untuk mempejari banyak hal yang Ia suka asalkan tidak meninggalkan Istana Timur, untuk itu Ayahnya mendatangkan Guru untuk mendidik Maryam, Namun Ia tak pernah di perbolehkan melewati pintu Istana Timur ini, karna Ayahnya sangat membutuhkannya, Sultan Azzam tak akan makan apabila tidak di layani oleh Maryam. Jadi di Istana ini Maryam tak pernah keluar beriteraksi dengan putri-putri yang lainnya, Ia pun tak pernah mengikuti pesta-pesta yang di adakan oleh Istana, Hanya Aisya Beghum lah yang selalu menemuinya untuk bermain atau mengobrol banyak hal.

"Maryam Beghum,,,, Dimanakah kau? " Aisya Beghum memasuki pintu Perpustakaan yang di jaga oleh para penjaga Istana " Maryam Beghum,,,," Tak ada jawaban, dan Aisya tetap memasuki Perpustakaan yang tidak terlalu besar, karna Aisya tau ketika tengah membaca buku, Maryam Beghum tak pernah perduli dengan suara apapun selain Ayahnya yang memanggilnya. Perpustakaan ini berisi buku koleksi Maryam Beghum Pribadi dan juga warisan Ayahnya Sultan Azzam dan Ibunya Malika Fatimah, Dulunya Perpustakaan itu adalah milik Malika Fatimah yang juga sama, memiliki hobi membaca.

"Kau disini rupanya,,, " Kata Aisya setelah menemukan Maryam Beghum di sisi Perpustakaan yang menghadap ke arah taman, ada Taman kecil di dalam perpustakaan itu, di sana terdapat kolam air yang berisi aneka warna Ikan Koi, Juga bunga Teratai yang menghiasinya, di sisi kolam, terdapat banyak sekali Bunga Anggrek yang konon adalah peninggalan Malika Fatimah.

Maryam Beghum tak menggerakkan kepala sama sekali saat Aisya datang, Ia tampak asyik membaca lembaran buku yang ada di tangannya kini.

Aisya cemberut dan duduk di depannya, sambil terus memperhatikan kakak sepupunya.
Sepuluh menit waktu berlalu dan tetap tak ada gerakan dari Maryam Beghum, Aisya Beghum mulai bosan dan mulai menggoda kakaknya itu...

"sampai kapan kau akan mendiamkanku,,,? aku sudah duduk disini dan kau tetap tak menghentikan aktifitas membacamu,,, heeeeyyyy,,, " Aisya Beghum mengambil buku yang sedang di pegang oleh Maryam Beghum,,, Maryam Beghum melotot, tapi Aisya Beghum tak perduli..

"Kau sungguh keterlaluan, aku datang, dan kau mendiamkanku,,, " Ucapnya sambil cemberut

"Oke, baiklaaaah,,, ada apa kau menemuiku, sekarang kembalikan buku ku,, " Akhirnya Maryam Beghum membuka suara

"Tidak, aku tak akan memberikannya padamu,,, kau harus berjanji untuk menemaniku mengobrol, baru akan aku kembalikan buku ini,,"

"hhh,,,, Baiklaaah,,, sekarang kembalikan buku itu,,,"

Aisya Beghum tersenyum lebar, lalu memberikan buku itu pada kakaknya.

"Buku itu seperti menggunakan Bahasa Arab? kau mempelajari Bahasa Arab? " Tanya Aisya Beghum

"Yaa,,, Sedikit-sedikit aku mempelajari bahasa Arab,,," jawab Maryam

"Buku itu tentang apa? Maukah kau menceritakan padaku apa yang kau baca?"

"Buku ini Berkisah tentang Wanita-wanita yang sudah di Nash dalam Al-Qur'an menjadi penduduk Syurga dan wanita istimewa yang telah Allah ciptakan,,, kalau kau membacanya, kau pun akan sama denganku,,, lupa waktu dan tak akan menghiraukan yang lainnya" Jawabnya "Tapi sekarang kau telah menggangguku,,, "

Aisya Beghum terdiam dan cemberut

"Kau bisa membacanya lain waktu, aku ingin mengobrol denganmu,,, " akhirnya kemudian

"Yaa,,, Baiklaaah,,, apa yang ingin kau bicarakan denganku? "

"Hari ini Ayah mengirimkan kakak ku kak Fauzi ke pendidikannya ke wilayah India selatan, cukup jauh katanya, aku sedih melepas kepergian kakakku itu, dia yang selalu meyelamatkanku apabila aku bertengkar dengan kak Rukayyah dan Kak Murad,,, Huh,, kenapa bukan kak murad saja yang di kirim jauh dari Istana ini,,, " Aisya Beghum memasang wajah yang sangat kesal, Maryam Beghum hanya tersenyum mendengarnya.

" dan,,, kau tau tiga hari yang lalu, aku di ajak oleh ayahku dan Ibuku ke Istana Agra,,, waaaah,,, Kau akan terkagum-kagum melihat dalam Istananya,,, bangunan dan arsitekturnya sungguh megah dan menawan, dan yang paling membuat segalanya tampak begitu indah adalah sang Sultan,,, OOOhhh Tuhaaan, Dia seperti lukisan kesempuranaan,,,,," Aisya Beghum tiba-tiba merubah ekspresi suaranya yang sangat bersemangat.

Maryam Beghum mengerutkan keningnya mendengar cerita dari adik sepupunya Itu,,,

"Dia sangaaat tampan,,, sungguh,,, tak ada seorang putri pun yang datang ke acara tersebut yang tak terpesona olehnya,,, " Maryam Beghum tampak tak tertarik dengan cerita adiknya itu, dan dia hendak mulai membuka bukunya lagi,,,

"heey,,, aku sedang cerita, singkirkanlah buku ituuu,,, "

"oke,,, adalagi yang istimewa? ' Tanya Maryam Beghum.

"Kakakku Rukayyah Beghum meminta pada Ibu untuk di nikahkan dengan sang Sultan impian itu"

"Memangnya dia belum memiliki Istri? " Tanya Maryam

Aisya menggeleng " sepertinya belum, karna dia masih tampak masih muda, tapi kalaupun sudah, aku juga mau menjadi istrinya yang ke seratus sekalipun

Mata Maryam Beghum terbelalak,,, "hah,,,, dasar"

"Yaa,,,, karna kau belum menatapnya, kalau kau menatapnya, pasti kau juga sama dengan Rukayyah Beghum yang tergila-gila padanya,,, aku dua malam ini pun tak dapat tidur memikirkan dirinya"

Maryam Beghum terdiam,,, "Lalu adalagi yang istimewa dari ceritamu,,, "

"Entahlah,,, aku selalu terbayang wajahnya,,," Aisya Beghum tertawa menyadari kelakuannya dan Maryam Beghum tetap tak memperlihatkan ketertarikannya.

"Kau tidak tertarik dengan ceritaku? "Tanya Aisya  pada akhirnya,

"Aku tertarik pada ceritamu, tapi aku lebih tertarik melanjutkan kegiatan membacaku" Maryam tersenyum mengernyit menggoda Aisya yang sudah cemberut menekuk mukanya berlipat.

"Kau sungguh keterlaluan,,, " Kata Aisya masih cemberut

"Oke baiklaaah,,, lalu aku harus bagaimana? " Tanya Maryam Beghum

"Kau tak ingin bertemu dengan sang Sultan? " tanya Aisya tersenyum lucu.

Maryam Beghum menggeleng tersenyum

"Kau memang aneh, tak ada yang spesial di matamu kecuali ayahmu dan buku-buku itu,,, aah sudahlah, aku tak perduli, oyaaa,,, mau kah kau menceritakan padaku kisah wanita-wanita istimewa dalam buku yang kau baca itu? " kata Aisya akhirnya

" Yaa,,,, Aku sedang membaca kisah tentang seseorang yang namanya sama dengan namaku,,, 'Maryam,,,' Dia adalah sosok wanita yang dilahirkan dari pasangan Imran dan Hannah, wanita suci yang mengabdikan seluruh hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah, seorang wanita tegar menghadapi segala ujian yang Allah berikan padanya, yang ujian itu selalu Ia anggap sebagai bukti kecintaan Allah terhadap dirinya,

Nama Maryam telah di abadikan dala Al-Qur'an, juga Baginda Nabi Muhammad telah bersabda " Wanita yang paling utama di syurga itu ada empat, yakni Khadijah binti Khuwailid, Fatimah Binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiah istri Fir'an",,,

Tak salah seorang Seorang Sufi besar seperti  Ibnu Arabi menciptakan syair untuk Maryam ' Siapa yang tak kenal dirinya, maka Ia tak kenal Tuhannya' Alhamdulillah Aisyah,,, Aku sangat bangga dengan namaku Aisya,,, Ayah memberikan nama yang Indah kepadaku 'Maryam",,," Maryam beghum tersenyum sendiri sambil matanya tak berkedip menatap ke arah kolam yang ada di taman perpustakaan, sedang Aisya menatap kakaknya itu.

"Pernahkah kau merindukan Ibu mu? " Tiba-tiba Aisya bertanya seperti itu

Maryam terdiam,,, "Terkadang yaa,,, aku merindukannya, Namun dari cerita yang senantiasa Ayah kisahkan kepadaku, aku merasa kehadiran Ibu bersama ku setiap detiknya, dari cerita Ayah, Ibu selalu hadir, dan itu cukup untuk ku,,, " Kata Maryam tetap tersenyum menatap kolam air yang mengeluarkan bunyi-bunyian yang khas,,, "aku rasa Ayah yang selalu merindukan kehadiran Ibu, teramat merinduinya, sehingga aku tak pantas merindui Ibuku karna sudah ada Ayah, aku justru yang akan menjadi sosok yang di cintai ayahku,,, aku ingin mengembalikan senyum ayah selalu,,, " Maryam melanjutkan.

" Kau tak bosan dengan selalu berada dalam Istana timur ini? kau tetap menggunakan pakaian berwarna hitam, dan kau pun tak bergaul dengan teman-teman sebayamu,,,,? " Tanya Aisya

" Tidak Aisya,,, aku bahagia dengan hidupku, Hidupku adalah Ayahku,,, "


With Love

Putri wardah




'Love' Part 3

" Ayolaaaah Ayaaah,,, Sedikiiiit lagi,,, hmmm,,, enak bukan Sup Vegetarian buatanku,,, kalau Ayah tak banyak makan, badan Ayah akan lemah untuk melawan virus di tubuh Ayah, untuk itu, Kau harus lebih banyak lagi makan, aku akan memasak,,, sup Jagung malam ini,,, bagaimana? "

" Aaah,,, Kau adalah cintaku yang paling indah,,, Terimakasih sayaang,,, senyuman mu adalah obat terbesar untuk segala penyakitku,,," Sultan Azzam masih sangat lemah, suhu tubuhnya masih naik turun, dan dengan penuh kesabaran, Maryam Beghum merawatnya dan selalu ada di sisinya,,,

" Semalam Paman Syihab mengunjungimu, tapi kau tertidur sangat pulas, Paman hanya berpesan agar Tabib Istana menungguimu di sini,,, " Maryam membetulkan selimut Ayahnya.

" Tak perlu,,, Tabib istana tak perlu merawatku, kau saja yang merawatku,,, aku tak mau bertemu dengan Tabib Istana,,, Mereka tak dapat menyelamatkan Ibumu,,, " Wajah Ayahnya seketika muram, Matanya sembab,,, Maryam hanya menatapnya Iba,,,

Maryam tak pernah mengetahui wajah Ibunya, Namun Maryam merasa sangat mengenal sosok wanita yang melahirkannya itu, Maryam tahu apa kesukaan ibunya, sampai-sampai Maryam hafal aktivitas yang biasa Ibunya lakukan di Istana ini,,, setiap detik ayahnya mengenalkan pada Maryam kenangan-kenangan Indah mereka,,,

Pada awalnya Maryam sangat menyenangi cerita Ayahnya,,, Namun semakin lama, Maryam merasakan bahwa Ayah nya kerapkali menyiksa dirinya sendiri, di akhir cerita, Maryam akan melihat kesedihan yang begitu mendalam pada sosok pria yang darinyalah Maryam mengenal cinta,,, Yaaa,,, bagi Maryam,,, Cinta adalah Ayahnya,,, Maryam akan mengabdikan seluruh hidupnya untuk Ayahnya,,,

" Baiklaaah,, Ayah,, kau tak perlu khawatir, Aku tak akan meninggalkan Ayah,,, tapi Kau harus berjanji kau harus sembuh,,, Paman bilang dua bulan lagi keberangakatan kita ke Tanah suci,,, Kita akan berangkat melaksanakan Ibadah Umrah bersama seluruh keluarga kerajaan,,,bukankah kau sangat merindui perajalan kesana Ayah,,, penuh kenangan,,, itu yang selalu Ayah bilang,,, " Maryam menatap Ayahnya sambil mengusap Rambutnya yang mulai memutih,,, " Ayah  akan hidup bersama kenangan itu bukan?,,, Untuk itu Ayah harus segera sembuuh,,, " Maryam mencium kening Ayahnya, dan bangkit hendak pergi,,,

" Maryam,,, Kau akan kemana? "

" Aku akan mengambil daun yang sudah ku jemur di halaman untuk obat Ayah nanti malam,,, " Maryam tersenyum dan keluar kamar.


Istana Agra

Malika Hamidah terlihat anggun dan cantik tak termakan usia berdiri di depan Dewan-i Khas menyambut Putra nya yang hari ini baru kembali setelah menyelesaikan konflik di daerah perbatasan, Putra pertamanya  yang masih belia namun sudah memangku jabatan sebagai penguasa Istana Agra karna Ayahnya meninggal saat Akbar masih sangat belia, tampak berdiri berjejer Para Putri yang berhias warna-warni  di balik tirai tipis berwarna biru,,, mereka adalah putri-putri yang di undang dari kerajaan tetangga yang sudah sudah menjalin persahabatan dengan Istana Agra dan juga putri-putri dari dewan mentri, duta besar, dan tokoh pejabat Istana.

Tak satu pun dari mereka yang tak menebar pesona, begitu musik mengiringi langkah Penguasa muda yang di usianya yang sudah sangat pantas untuk menikah masih terlihat sendiri.

Sultan Akbar, Di usianya yang menginjak 20 tahun, sudah lima tahun teakhir Ia memangku jabatan sebagai sultan di kerajaan Agra karna menggantikan Ayahnya yang telah wafat, walaupun usianya yang masih sangat muda, kehadirannya mampu menggetarkan andrenalin musuh di medan perang. Derap lagkah kudanya saja sudah mampu merobohkan barisan awal ribuan prajurit di bagian depan. Sultan Akbar terkenal sangat pandai menggunakan Pedangnya, dan membuat siasat politik untuk melebarkan kekuasaan kerajaannya, Ia sangat ramah ketika menghadapi para tamunya dan begitu teramat mencintai Ibunya,,, Namun Ia akan sangat garang laksana singa di padang pasir tatkala Ia menghadapi ketidakadilan, menghadapi musuh yang menentangnya.

Namun hubungan Sultan Akbar dengan seorang wanita sungguh sangat rumit, sampai saat ini belum ada yang mampu menggetarkan panji-panji kekuatannya, hatinya terlampau kokoh untuk dapat di runtuhkan, Saat Sultan Akbar menghadiri pernikahan sahabatnya di kerajaan Turki Utsmani  dua tahun yang lalu, Ia sempat di tawarkan oleh keluarga kerajaan untuk meminang salah satu dari ratusan Putri Turki nan cantik jelita,,, Namun Sultan Akbar tak bergeming, Sultan Akbar hanya tersenyum saat para wanita menggodanya,, dan lalu bersembunyi dalam ruangan kamar yang telah di sediakan untuknya.

" Selamat datang anakku,,, syukurlah kau selamat,,, " Dari kejauhan Malika Hamidah tersenyum bahagia menyambut putra tercintanya datang dengan memenangkan daerah Cendi yang selama ini terjadi pemberontakan berkepanjangan,,,

Akbar, dengan penuh hormat menyalami Ibunya dan memeluknya erat
" Ibu bagaimana kabar mu?selama lima bulan aku meninggalkanmu,, "

"Aku baik-baik saja anakku,,, semakin baik ketika aku mendapatkan kabar tentang kemenanganmu,,, semua orang membicarakanmu,,mengagumi segala taktik dan kepiawanmu dalam mengatur strategi politik,,, Ibu bangga padamu nak,,, Ibu yakin Ayah mu dan kakek mu pasti akan sangat bangga melihat keberhasilanmu "

"Semua berkat doa darimu Bu,,, Aku bukan siapa-siapa kalau tidak mendapat restu mu,,,"

" Ayo kita masuk,,, ada banyak tamu Undangan dari kerajaan sahabat yang ingin memberikan selamat atas keberhasilanmu,,, Ibu sudah menyediakan upacara dan makanan kesukaan mu di dalam,,, ayo anakku,,, semua sudah tak sabar menanti kedatanganmu"

"Baiklah bu,,,"

Semua begitu terpesona menatap gagah pria muda yang masih mengenakan pakaian perang lengkap,,, Matanya yang di hiasi henna hitam menambahkan ketajaman yang memikat, namun senyumnya yang lembut mampu meluluhlantahkan setiap gadis yang bertemu dengannya.
Sultan Akbar di sambut dengan perayaan yang luar biasa megahnya,,, suara musik dan tarian para gadis mengalun membahana memenuhi ruangan yang di penuhi oleh warna-warni hiasan, tampak banyak Sultan dari negeri tetangga, Duta besar, Dewan mentri, beserta seluruh keluarganya yang hadir memenuhi ruangan tersebut, Sultan Akbar memasuki dan memberikan salam satu persatu dengan ramah, Ibunya Malika Hamidah berjalan di sampingnya dengan bangga.

Setelah perayaan penyambutan selesai, semua tamu di giring ke ruangan makan kerajaan,,, sudah tersedia beraneka hidangan khas kerajaan yang begitu menggugah selera,,, semua tamu di persilahkan menikmati hidangan tersebut,,,

"Assalamualaikum Malika ,,, " Sultan Syihab mendatangi Malika Hamidah beserta Istrinya untuk memberikan salam secara khusus.

"Wa'alaikumsalam,,, oh Sultan Syihab dan Malika Hindun Terimakasih anda sudah datang ke acara kami,,,  " Malika Hamidah memberikan salam kepada Sultan Syihab dan Istrinya.

"Perayaan yang luar biasa,,, Aku mengucapkan terimakasih telah di undang dalam acara ini " Istri Sultan Syihab, Malika Hindun memberikan Apresiasinya kepada Malika Hamidah.

"Terimakasih banyak,,, oooh,,, Bukankah ini Rukayyah, Sudah besar sekarang, Aku bertemu ketika pemakaman Malika Fatimah mendiang Istrinya Sultan Azzam, dan kau masih sangat kecil, dan siapa kah yang satunya?? " Tanya Malika Hamidah menyalami gadis yang berdiri cantik di sebelah Sultan Syihab beserta Istrinya

" Iya Malika,,, Ini Rukayyah dan adiknya Aisya,,,," Ujar Istri Sultan Syihab memperkenalkan putrinya, Kedua Putri itu menyalami Hamidah Beghum dengan ramah,,,

" Ayooo,,, silahkan menikmati hidangan yang telah kami sediakan,,," Ujar Malika Hamidah ramah dan permisi berlalu untuk menyalami tamu yang lainnya.

With Love

Putri Wardah






Sabtu, 20 Juni 2015

'Love" Part 2

#10 Tahun kemudian

" Maryaaaam Beghum,,,, Maryaam Beghum,,,di mana kah kau,,, aah,,, ternyata kau di sini, aku mencarimu keseluruh pojok Istana,,, ternyata kau bersembunyi di sini,, sedang apa kau? " Suara melengking Aisya Beghum sepupunya yang selalu menemani dirinya terdengar seperti halilintar di siang hari,,, Ia anak dari pamannya Sultan Syihab, Mariam mempunyai banyak sekali sepupu perempuan, juga saudara yang berbeda ibu, Namun hanya Aisya Beghum yang selalu perduli padanya, dan selalu berkunjung di Istana nya.

" Aku tengah meramu obat untuk ku berikan pada Ayahku,,, Semalam badannya panas, ada apa kau mencariku?? " Maryam tengah menumbuk beberapa daun yang akan Ia berikan untuk Ayahnya...

" Lhoo,,, memangnya Paman kenapa? sakit? Kenapa kau meracik obatnya sendiri,,, kau sudah memanggil Tabib Istana? " Aisya Beghum tampak Khawatir,,,

Maryam tersenyum sambil terus menumbuk dan memberinya sedikit air agar lebih cepat lembut
"Aku sudah belajar dari Tabib Istana, dan aku tau banyak apa yang harus aku buat untuk mengobati panas ayahku,,, duduklah, oiyaa,,, ada apa kau berteriak dan mencariku? "

" Apakah kau sudah membuat Baju untuk perjalanan Umrah kita dua bulan yang akan datang? aku di beritahu ibu ku bahwa Ayahku memberikan tugas kepada penjahit Istana untuk membuat Baju khusus para Putri Raja untuk pemberangkatan umrah keluarga besar kita,,, pagi tadi penjahit Istana ke tempatku, dan mengukur ukuran tubuh ku,,, dan aku tanya tentang dirimu apakah kau sudah mengukur untuk membuat bajunya, penjahit istana menjawab belum,,," Aisya beghum tampak sangat antusias seperti biasanya.

" Aku sepertinya tetap akan menggunakan saree ku yang berwarna hitam ini,,,"

"mengapa??? apakah Paman melarangmu memakai saree yang berwarna? " Tanya Aisyah Beghum

Maryam Beghum tersenyum,,, " Tidak, aku akan menemani ayahku menggunakan pakaian hitam,,, tak apa-apa,,, kau tak perlu merisaukannya,,, "

Aisyah Beghum tampak memperbaiki posisi duduknya, memperhatikan wajah kakak sepupounya yang ayu di depannya yang tampak tengah menaruh ramuan yang sudah selesai di tumbuknya di tatakan kecil yang sedari tadi di pegang oleh pelayan,,,

" Kau tak bosan menggunakan pakaian serba hitam,,, latihan menari dengan pakaian hitam, tidur dengaan pakaian serba hitam, memasak dengan pakaian hitam,, dan belajar berkuda dan memanah pun dengan pakaian hitam,,, "

"sssssstttt,,, kau,,, jangan keras-keras,,, nanti ada pelayan yang mendengar, dan melaporkannya kepada ayahku,,," Maryam Beghum melotot ke arah Aisya Beghum,,,

Yaa benar,,, karna selama ini tanpa ada yang mengetahuinya, apabila Ayahnya tidur Maryam Beghum sering mengendap-endap keluar dari Istana timur dan berlatih berkuda di dataran luas halaman samping Istananya,,,, dan kebiasaanya itu di ketahui oleh Aisya Beghum karna Dialah yang selalu mencari - cari Maryam Beghum kemana pun Ia menghilang,,, Aisya Beghum pun baru mengetahui kebiasaan rahasia nya Maryam Beghum sebulan yang lalu, padahal kebiasaan berkuda nya sudah sangat Ia sukai sejak kecil,,,

Pelatihnya Todarmal adalah orang kepercayaan Ayahnya, dia dulu adalah tangan kanan ayahnya ketika menjalankan roda pemerintahan, namun setelah Ayahnya mundur dari keaktifannya sebagai kepala pemerintahan, Todarmal pun mundur sebagai mentri dan memilih menemani Ayahnya di hari-harinya yang menyepi, Todarmal sudah Maryam anggap sebagai pamannya sendiri, Ia lah yang mengajari Maryam berlatih berkuda dan memanah tanpa sepengetahuan Ayahnya.

Maryam pernah meminta izin untuk belajar memanah dan berkuda kepada ayahnya, namun Ayahnya melarang nya,,, Akhirnya Maryam kecil sering mengintip Todarmal berlatih kuda dan memanah untuk mengobati kebosanannya karna hanya berdiam diri menemani Ayah di Istana Timur semenjak Ibunya Maryam meninggal. Lalu kemudian Maryam kecil merengek-rengek kepada Todarmal untuk di ajari berkuda dan memanah, awalnya Todarmal menolak karna Sultan Azzam melarangnya, tapi akhirnya Todarmal tidak tega melihat Maryam menangis meminta di ajari berlatih Kuda dan Memanah,,, Akhirnya Ia pun luluh,,, secara sembunyi-sembunyi Todarmal mengajari Maryam berlatih kuda dan memanah, Todarmal sangat menyayangi Maryam, dan sudah Ia anggap sebagai putrinya sendiri,

Todarmal tidak menikah, dan memilih mengabdikan seluruh hidupnya untuk melayani Sultan Azzam, karna Sultan Azzam lah yang mengangkat derajat dirinya dan keluarganya dulu, Dulunya Todarmal adalah seorang prajurit biasa, karna kepiawaanya berkuda dan memanah yang Ia pelajari dari Ayahnya yang ternyata adalah seorang Prajurit dan kejujurannya, sultan Azzam mengangkat Todarmal sebagai salah satu Dewan Mentri... Sejak kematrian Fatimah Beghum, Sultan Azzam sebenarnya memerintahkan Todarmal untuk tetap menduduki jabatannya sebagai mentri membantu adiknya, dan menyuruhnya menikah, Namun Todarmal menolak, dan Ia memilih menemani sang Sultan di hari-hari sedihnya.

Aisyah Beghum menutupi mulutnya " Maafkan aku,,, lagi-lagi aku keceplosan,,, " Ujar Aisyah Beghum polos,,,

Maryam Beghum masih melotot karna khawatir ada yang mendengarnya,,, Ia lalu bangkit sambil membawa tatakan kecil berisi racikan ramuan obat yang sudah selesai Ia buat untuk Ayahnya,,, Dan pergi meninggalkan Aisya Beghum,,,

" Maryam Beghum,,,, Kau marah padaku??? " Aisya Beghum berlari mengejarnya, dan berjalan cepat mensejajari langkah Maryam yang cepat,,,

Maryam Beghum menggeleng,,, lalu tersenyum, "tidak aku tidak marah padamu,,,"

"lalu kenapa kau meninggalkanku?,, dan kau pun belum menjawab pertanyaanku,,, dan kau begitu saja pergi " Aisya Beghum tampak merajuk

" Aku harus menemui Ayahku, dan memberikannya Obat ini,,, " Ujar Maryam Beghum sambil terus berjalan,, " dan lagi pertanyaan mu tak perlu ku jawab, karna jawabanku tetap sama, aku tak akan melepaskan pakaian hitamku, sama seperti ayahku,,, " Ujarnya lagi

"oke,,,oke,,,, lalu mau kah nanti malam kau tetap mengajari ke Tarian kathak,,, ? " Ujar Aisyah Beghum setengah terengah - engah karna sedari tadi Ia mensejajari langkah Maryam Beghum yang setengah berlari, langkahnya besar-besar, dan itu membuat Aisya Beghum kelelahan,,,

" Aku sudah menagajarimu Tarian Kathak selama lima bulan, dan sejauh ini belum ada kemajuan, kau tetap tak dapat mengingat gerakannya,,, " Ujar Maryam setengah menggoda Aisya Beghum yang cemberut,,,

" Ahhhhh,,,, Tolonglaaah,,, tubuhku tak selentur dirimu, dan kau tau,,, hanya kau lah yang berbaik hati dan sabar menemaniku,,, aku bosan bergaul dengan gadis lain di Istana yang kerjanya cuma berhias dan bergosip tentang seorang pangeran dari negeri antah berantah,,, bisa-bisa aku stress mendengarkan celotehan mereka, dan lagi mereka pun tak menyukaiku karna aku di anggap tak cantik " Aisya Beghum terus berceloteh.

" Baiklaaah,,, sekarang biarkan aku menemani Ayahku dulu,,,"

"Aaaah,,,Bukankah setiap detiknya kau selalu menemani Ayahmu,,, Paman sungguh keterlaluan, Ia tak mengizinkanmu keluar Istana Timur tanpa dirinya, dan Ia selalu menyuruh kau tetap duduk di sampingnya,,, Dia orang tua yang Egois,,, uupss,,,  " Kembali AIsya Beghum menutupi mulutnya saat Maryam Beghum berhenti melangkah dan melotot ke arah dirinya,,, "oke,,oke,,, maafkan aku,,, tapi aku berkata yang sebenarnya kan???,,, oke baiklah,, aku pergi dulu, sehabis Maghrib aku akan mengunjungimu lagi, dan kita akan berlatih menari,,, " Aisyah Beghum berlari menjauh,, Dan Maryam Beghum hanya tersenyum melepas kepergiannya,,,

Bagaimanapun Ia bersyukur ada Aisyah Beghum yang dengan kepolosannya selalu membuat hari-hari Maryam Beghum yang sepi lebih berwarna,,,


With Love

Putri wardah






'Love' Part 1

Kisah di bawah ini adalah fiksi,,, apabila saya menggunakan sebuah nama dan tempat yang kebetulan sama dengan yang ada dalam sejarah, itu hanya untuk memperkuat karakter nya saja, namun di dalamnya tidak untuk menceritakan sejarah manapun ataupun tidak untuk membuktikan kebenaran apapun,,,
Semoga Sukaaa 
Happy Reading!!!

Istana Fatekhpur Sikri
1560

Begitu Indah Gadis berkepang dua itu menari, tangannya yang gemulai mengikuti irama musik yang bertalu-talu,,, dengan menggunakan Saree berwarna jingga Gadis kecil itu menari dengan senantiasa menyunggingkan senyum di bibirnya yang mungil,,, tubuhnya berputar-putar, kaki nya berlenggak-lenggok mencipta gemerincing gelang warna-warni yang menghias kaki dan tangannya,,, gadis kecil itu begitu menghayati setiap gerakannya,,, sesekali mulutnya berkomat-kamit mengikuti penyanyi mendendangkan lagu-lagu.

" Baguuuus,,, sayaaaang,,, aaah kau anakku yang paling manis,,, kau cintaku di dunia ini,,, Ayooo sini sayang,,, beri ayah mu satu pelukan,,, " Gadis kecil itu berlarian ke dalam pelukan Ayahnya,,

"kita mandi dulu yaa,,, Lelah kah kau sayaaang,,, setelah menari, kau mandi, dan lalu kita akan membuat api unggun di timur istana,,, Ayah akan mendongengkan sebuah cerita tentang seorang Putri yang baik hati lagi,,," Sultan Al-Azzam atau biasa di panggil Sultan Azzam menggedong Putri tercintanya Mariam, setelah Mariam selesai latihan menari,,, Lalu di mandikannya Ia dengan segenap kasih sayang,,,

" Ayah,,, Kau bilang akan membuatkankan ku mahkota dari mutiara Zambrud,,, mau kah sembari mendongengkan cerita, kau merangkaikan sendiri untuk ku,,, " Gadis kecil yang di Panggilnya Mariam itu bergelayut manja dalam pelukan Ayah nya,,,,

" Ohyaaa,,, Ayah lupa sayang,,, Baiklah,,, Ayah akan meminta tolong pada Bibi Nur untuk membuatkannya ,,,, "

" Tidak,,, aku ingin Ayah yang merangkaikannya,,, " Maryam, nama gadis kecil itu merengek, sementara Sultan Azzam Ayahnya tertawa renyah menghadapi kemanjaan anaknya,,,

" Yang Muliaa,,, " Bibi Nur berlari tergopoh-gopoh melihat kakaknya Sultan Azzam, seorang Raja Penguasa India, Pakistan, Bangladesh, Afganishtan yang pada masa itu masih menjadi kesatuan wilayah kekuasaan Dinasti Mughal tengah memandikan sendiri Putri kesayangannya "Maryam", dengan tangannya sendiri,,,

" Kakak,,, Biarkan saya yang memandikannya,,, "

" Tidak Nur ,,, Biarkan aku yang melakukannya,,, Inilah kebahagiaanku, satiap menatap matanya, aku seakan tengah bercinta dengannya,,, " Raut wajah Sultan Azzam sedetik kemudian berubah,,, Ada kesedihan yang mengigit di dalam mata nya yang tampak menua, garis halus sudah mulai tampak, dengan warna menghitam yang sedikit ketara, walaupun tak mengurangi ketampanannya,
badannya masih terpahat gagah, tampak kokoh,walau, matanya yang sudah kehilangan cahaya... meredup sehingga memberi kesan lebih tua dari usia nya.

Bibi Nur hanya menatap kebersamaan anak gadis dengan ayahnya di bak mandi kerajaan itu dengan air mata yang tak dapat Ia bendung lagi,,, Bibi  Nur menangis terisak menyaksikannya, Kakaknya begitu kehilangan ruh hidupnya saat Istri yang teramat di cintainya Fatimah Beghum meninggal ketika melahirkan Maryam,,, Anak yang kini menjadi candu dan semangat hidup kakak nya, Maryam bagi Sultan Azzam adalah alasan senyum nya kembali merekah setelah selama berbulan-bulan Sultan Azzam mengurung dirinya di kamar ketika Istri ketiga nya, yang paling di kasihinya meninggal.

Yaa,,, Bibi Nur masih ingat hari di mana Sultan Azzam keluar dari peraduan berdukanya, setelah selama dua minggu sang Sultan tak keluar dari dalam kamarnya, menangisi kematian istrinya dan saat Ia mendengar suara tangis Maryam, sang bayi yang di asuh oleh dirinya di malam hari. Sang Sultan menggendong bayi mungil yang masih memerah itu dalam pelukannya, dan membawanya memasuki kamarnya,,, Sejak saat itu, Sang Sultan sendiri yang mengasuh bayi mungil itu, di bantu oleh dirinya tentunya. Hingga sang Sultan meninggalkan Kewajibannya memerintah Kerajaan, hari-harinya Ia lalui dengan hanya menunggui Maryam,,, Roda pemerintahannya di kendalikan oleh adiknya Sultan Syihab. Walaupun Sultan Azzam masih menjadi Raja secara Yuridis. Begitupun Istri dan anak-anaknya, masih tinggal di kerajaan dan mendapatkan hak nya.

Bibi Nur adalah Adik kedua Sultan Azzam, Kakaknya Sultan Syihab, Ia pernah menikah dengan seorang Gubernur wilayah Kabul, Namun suaminya meninggal di pertempuran saat usia pernikahannya baru menginjak satu bulan,,,
Saat Ia tengah merasakan madu cinta bak hidup di syurgawi, Ia harus menghadapi getirnya kehilangan,,, Suaminya yang baru sebulan menjadi teman merengkuh bahagia meninggal syahid di pertempuran,,
Lalu Ia memutuskan untuk tidak menikah lagi, dan mengabdikan hidupnya untuk melayani kakaknya, Sultan Azzam, Karna berdekatan dengan kematian suaminya, dua bulan kemudian Fatimah beghum Istri tercinta Sultan Azzam, Kakak Iparnya meninggal.

~~~~~

" Aaaah,,, yang mulia, dia sudah tertidur, kau pasti lelah,,, barkan aku yang memindahkannya ke kamarnya,,, " Bibi Nur menghampiri kakaknya di timur Istana, Api unggun yang masih menyala di hadapan mereka mengurangi udara dingin yang sudah sejak 2 bulan menyapa kekaisaran Mughal, Tapi Mariam sangat menyukai berada di alam terbuka, sama seperti mendiang Ibundanya,, Fatimah Beghum,,, Istri ketiga dari Sultan Al- Azzam  yang teramat di cintai nya itu juga sangat mencintai alam,,,

Fatimah Beghum adalah sosok wanita yang luar biasa, kecantikan nya mensejajari kelopak bunga matahari di siang hari yang memantulkan cahaya, Suaranya teramat Indah ketika mendendangkan lagu, dan Hobinya menari juga satu dari banyak bakat yang sungguh begitu membuat Sultan Azzam tak dapat memalingkan matanya kala tugasnya sebagai seorang Kaisar di salah satu kerajaan yang ada di tanah Mughal India menggunung.

Fatimah Beghum adalah Istri ketiga bagi sang Sultan, tapi seperti yang sudah di lukiskan, Ia wanita tambatan hati yang paling terkasih, hal itu yang membuat iri wanita Sultan yang lainnya,,, Begitulah kehidupan di Istana,,, Penuh Intrik yang menyesakkan dada, Namun siapa yang berani menyangkal pilihan Yang Mulia Sultan,,, Tak ada,,, Intrik dan sesak hanya tersimpan dalam kicauan-kicauan kecil dunia Harem,,, hanya mulut-mulut mereka terkadang mengeluarkan suara-suara sumbang berbisik, bagaimana wanita Sultan lainnya sangat iri pada Fatimah beghum.

Dan Sejak Kematiannya, Sang Sultan tak perduli dengan hal lain kecuali menyibukkan diri bersama si kecil,, Maryam,,, seluruh tugas kerajaan di gantikan oleh sang adik, dan Sang Sultan memilih tinggal dan menyepi di Istana Timur, di mana dulu Fatimah Beghum tinggal,, Sulthan Azzam seolah membatasi dirinya berhubungan dengan siapapun, Ia menikmati kehilangannya dengan cara nya sendiri, dan Hanya dia lah,,, Bibi Nur yang dapat menemani sang Sulthan, selebihnya Ia menolaknya.


With Love

Putri Wardah