Senin, 22 Juni 2015

'Love' Part 3

" Ayolaaaah Ayaaah,,, Sedikiiiit lagi,,, hmmm,,, enak bukan Sup Vegetarian buatanku,,, kalau Ayah tak banyak makan, badan Ayah akan lemah untuk melawan virus di tubuh Ayah, untuk itu, Kau harus lebih banyak lagi makan, aku akan memasak,,, sup Jagung malam ini,,, bagaimana? "

" Aaah,,, Kau adalah cintaku yang paling indah,,, Terimakasih sayaang,,, senyuman mu adalah obat terbesar untuk segala penyakitku,,," Sultan Azzam masih sangat lemah, suhu tubuhnya masih naik turun, dan dengan penuh kesabaran, Maryam Beghum merawatnya dan selalu ada di sisinya,,,

" Semalam Paman Syihab mengunjungimu, tapi kau tertidur sangat pulas, Paman hanya berpesan agar Tabib Istana menungguimu di sini,,, " Maryam membetulkan selimut Ayahnya.

" Tak perlu,,, Tabib istana tak perlu merawatku, kau saja yang merawatku,,, aku tak mau bertemu dengan Tabib Istana,,, Mereka tak dapat menyelamatkan Ibumu,,, " Wajah Ayahnya seketika muram, Matanya sembab,,, Maryam hanya menatapnya Iba,,,

Maryam tak pernah mengetahui wajah Ibunya, Namun Maryam merasa sangat mengenal sosok wanita yang melahirkannya itu, Maryam tahu apa kesukaan ibunya, sampai-sampai Maryam hafal aktivitas yang biasa Ibunya lakukan di Istana ini,,, setiap detik ayahnya mengenalkan pada Maryam kenangan-kenangan Indah mereka,,,

Pada awalnya Maryam sangat menyenangi cerita Ayahnya,,, Namun semakin lama, Maryam merasakan bahwa Ayah nya kerapkali menyiksa dirinya sendiri, di akhir cerita, Maryam akan melihat kesedihan yang begitu mendalam pada sosok pria yang darinyalah Maryam mengenal cinta,,, Yaaa,,, bagi Maryam,,, Cinta adalah Ayahnya,,, Maryam akan mengabdikan seluruh hidupnya untuk Ayahnya,,,

" Baiklaaah,, Ayah,, kau tak perlu khawatir, Aku tak akan meninggalkan Ayah,,, tapi Kau harus berjanji kau harus sembuh,,, Paman bilang dua bulan lagi keberangakatan kita ke Tanah suci,,, Kita akan berangkat melaksanakan Ibadah Umrah bersama seluruh keluarga kerajaan,,,bukankah kau sangat merindui perajalan kesana Ayah,,, penuh kenangan,,, itu yang selalu Ayah bilang,,, " Maryam menatap Ayahnya sambil mengusap Rambutnya yang mulai memutih,,, " Ayah  akan hidup bersama kenangan itu bukan?,,, Untuk itu Ayah harus segera sembuuh,,, " Maryam mencium kening Ayahnya, dan bangkit hendak pergi,,,

" Maryam,,, Kau akan kemana? "

" Aku akan mengambil daun yang sudah ku jemur di halaman untuk obat Ayah nanti malam,,, " Maryam tersenyum dan keluar kamar.


Istana Agra

Malika Hamidah terlihat anggun dan cantik tak termakan usia berdiri di depan Dewan-i Khas menyambut Putra nya yang hari ini baru kembali setelah menyelesaikan konflik di daerah perbatasan, Putra pertamanya  yang masih belia namun sudah memangku jabatan sebagai penguasa Istana Agra karna Ayahnya meninggal saat Akbar masih sangat belia, tampak berdiri berjejer Para Putri yang berhias warna-warni  di balik tirai tipis berwarna biru,,, mereka adalah putri-putri yang di undang dari kerajaan tetangga yang sudah sudah menjalin persahabatan dengan Istana Agra dan juga putri-putri dari dewan mentri, duta besar, dan tokoh pejabat Istana.

Tak satu pun dari mereka yang tak menebar pesona, begitu musik mengiringi langkah Penguasa muda yang di usianya yang sudah sangat pantas untuk menikah masih terlihat sendiri.

Sultan Akbar, Di usianya yang menginjak 20 tahun, sudah lima tahun teakhir Ia memangku jabatan sebagai sultan di kerajaan Agra karna menggantikan Ayahnya yang telah wafat, walaupun usianya yang masih sangat muda, kehadirannya mampu menggetarkan andrenalin musuh di medan perang. Derap lagkah kudanya saja sudah mampu merobohkan barisan awal ribuan prajurit di bagian depan. Sultan Akbar terkenal sangat pandai menggunakan Pedangnya, dan membuat siasat politik untuk melebarkan kekuasaan kerajaannya, Ia sangat ramah ketika menghadapi para tamunya dan begitu teramat mencintai Ibunya,,, Namun Ia akan sangat garang laksana singa di padang pasir tatkala Ia menghadapi ketidakadilan, menghadapi musuh yang menentangnya.

Namun hubungan Sultan Akbar dengan seorang wanita sungguh sangat rumit, sampai saat ini belum ada yang mampu menggetarkan panji-panji kekuatannya, hatinya terlampau kokoh untuk dapat di runtuhkan, Saat Sultan Akbar menghadiri pernikahan sahabatnya di kerajaan Turki Utsmani  dua tahun yang lalu, Ia sempat di tawarkan oleh keluarga kerajaan untuk meminang salah satu dari ratusan Putri Turki nan cantik jelita,,, Namun Sultan Akbar tak bergeming, Sultan Akbar hanya tersenyum saat para wanita menggodanya,, dan lalu bersembunyi dalam ruangan kamar yang telah di sediakan untuknya.

" Selamat datang anakku,,, syukurlah kau selamat,,, " Dari kejauhan Malika Hamidah tersenyum bahagia menyambut putra tercintanya datang dengan memenangkan daerah Cendi yang selama ini terjadi pemberontakan berkepanjangan,,,

Akbar, dengan penuh hormat menyalami Ibunya dan memeluknya erat
" Ibu bagaimana kabar mu?selama lima bulan aku meninggalkanmu,, "

"Aku baik-baik saja anakku,,, semakin baik ketika aku mendapatkan kabar tentang kemenanganmu,,, semua orang membicarakanmu,,mengagumi segala taktik dan kepiawanmu dalam mengatur strategi politik,,, Ibu bangga padamu nak,,, Ibu yakin Ayah mu dan kakek mu pasti akan sangat bangga melihat keberhasilanmu "

"Semua berkat doa darimu Bu,,, Aku bukan siapa-siapa kalau tidak mendapat restu mu,,,"

" Ayo kita masuk,,, ada banyak tamu Undangan dari kerajaan sahabat yang ingin memberikan selamat atas keberhasilanmu,,, Ibu sudah menyediakan upacara dan makanan kesukaan mu di dalam,,, ayo anakku,,, semua sudah tak sabar menanti kedatanganmu"

"Baiklah bu,,,"

Semua begitu terpesona menatap gagah pria muda yang masih mengenakan pakaian perang lengkap,,, Matanya yang di hiasi henna hitam menambahkan ketajaman yang memikat, namun senyumnya yang lembut mampu meluluhlantahkan setiap gadis yang bertemu dengannya.
Sultan Akbar di sambut dengan perayaan yang luar biasa megahnya,,, suara musik dan tarian para gadis mengalun membahana memenuhi ruangan yang di penuhi oleh warna-warni hiasan, tampak banyak Sultan dari negeri tetangga, Duta besar, Dewan mentri, beserta seluruh keluarganya yang hadir memenuhi ruangan tersebut, Sultan Akbar memasuki dan memberikan salam satu persatu dengan ramah, Ibunya Malika Hamidah berjalan di sampingnya dengan bangga.

Setelah perayaan penyambutan selesai, semua tamu di giring ke ruangan makan kerajaan,,, sudah tersedia beraneka hidangan khas kerajaan yang begitu menggugah selera,,, semua tamu di persilahkan menikmati hidangan tersebut,,,

"Assalamualaikum Malika ,,, " Sultan Syihab mendatangi Malika Hamidah beserta Istrinya untuk memberikan salam secara khusus.

"Wa'alaikumsalam,,, oh Sultan Syihab dan Malika Hindun Terimakasih anda sudah datang ke acara kami,,,  " Malika Hamidah memberikan salam kepada Sultan Syihab dan Istrinya.

"Perayaan yang luar biasa,,, Aku mengucapkan terimakasih telah di undang dalam acara ini " Istri Sultan Syihab, Malika Hindun memberikan Apresiasinya kepada Malika Hamidah.

"Terimakasih banyak,,, oooh,,, Bukankah ini Rukayyah, Sudah besar sekarang, Aku bertemu ketika pemakaman Malika Fatimah mendiang Istrinya Sultan Azzam, dan kau masih sangat kecil, dan siapa kah yang satunya?? " Tanya Malika Hamidah menyalami gadis yang berdiri cantik di sebelah Sultan Syihab beserta Istrinya

" Iya Malika,,, Ini Rukayyah dan adiknya Aisya,,,," Ujar Istri Sultan Syihab memperkenalkan putrinya, Kedua Putri itu menyalami Hamidah Beghum dengan ramah,,,

" Ayooo,,, silahkan menikmati hidangan yang telah kami sediakan,,," Ujar Malika Hamidah ramah dan permisi berlalu untuk menyalami tamu yang lainnya.

With Love

Putri Wardah






1 komentar: