Sabtu, 20 Juni 2015

'Love' Part 1

Kisah di bawah ini adalah fiksi,,, apabila saya menggunakan sebuah nama dan tempat yang kebetulan sama dengan yang ada dalam sejarah, itu hanya untuk memperkuat karakter nya saja, namun di dalamnya tidak untuk menceritakan sejarah manapun ataupun tidak untuk membuktikan kebenaran apapun,,,
Semoga Sukaaa 
Happy Reading!!!

Istana Fatekhpur Sikri
1560

Begitu Indah Gadis berkepang dua itu menari, tangannya yang gemulai mengikuti irama musik yang bertalu-talu,,, dengan menggunakan Saree berwarna jingga Gadis kecil itu menari dengan senantiasa menyunggingkan senyum di bibirnya yang mungil,,, tubuhnya berputar-putar, kaki nya berlenggak-lenggok mencipta gemerincing gelang warna-warni yang menghias kaki dan tangannya,,, gadis kecil itu begitu menghayati setiap gerakannya,,, sesekali mulutnya berkomat-kamit mengikuti penyanyi mendendangkan lagu-lagu.

" Baguuuus,,, sayaaaang,,, aaah kau anakku yang paling manis,,, kau cintaku di dunia ini,,, Ayooo sini sayang,,, beri ayah mu satu pelukan,,, " Gadis kecil itu berlarian ke dalam pelukan Ayahnya,,

"kita mandi dulu yaa,,, Lelah kah kau sayaaang,,, setelah menari, kau mandi, dan lalu kita akan membuat api unggun di timur istana,,, Ayah akan mendongengkan sebuah cerita tentang seorang Putri yang baik hati lagi,,," Sultan Al-Azzam atau biasa di panggil Sultan Azzam menggedong Putri tercintanya Mariam, setelah Mariam selesai latihan menari,,, Lalu di mandikannya Ia dengan segenap kasih sayang,,,

" Ayah,,, Kau bilang akan membuatkankan ku mahkota dari mutiara Zambrud,,, mau kah sembari mendongengkan cerita, kau merangkaikan sendiri untuk ku,,, " Gadis kecil yang di Panggilnya Mariam itu bergelayut manja dalam pelukan Ayah nya,,,,

" Ohyaaa,,, Ayah lupa sayang,,, Baiklah,,, Ayah akan meminta tolong pada Bibi Nur untuk membuatkannya ,,,, "

" Tidak,,, aku ingin Ayah yang merangkaikannya,,, " Maryam, nama gadis kecil itu merengek, sementara Sultan Azzam Ayahnya tertawa renyah menghadapi kemanjaan anaknya,,,

" Yang Muliaa,,, " Bibi Nur berlari tergopoh-gopoh melihat kakaknya Sultan Azzam, seorang Raja Penguasa India, Pakistan, Bangladesh, Afganishtan yang pada masa itu masih menjadi kesatuan wilayah kekuasaan Dinasti Mughal tengah memandikan sendiri Putri kesayangannya "Maryam", dengan tangannya sendiri,,,

" Kakak,,, Biarkan saya yang memandikannya,,, "

" Tidak Nur ,,, Biarkan aku yang melakukannya,,, Inilah kebahagiaanku, satiap menatap matanya, aku seakan tengah bercinta dengannya,,, " Raut wajah Sultan Azzam sedetik kemudian berubah,,, Ada kesedihan yang mengigit di dalam mata nya yang tampak menua, garis halus sudah mulai tampak, dengan warna menghitam yang sedikit ketara, walaupun tak mengurangi ketampanannya,
badannya masih terpahat gagah, tampak kokoh,walau, matanya yang sudah kehilangan cahaya... meredup sehingga memberi kesan lebih tua dari usia nya.

Bibi Nur hanya menatap kebersamaan anak gadis dengan ayahnya di bak mandi kerajaan itu dengan air mata yang tak dapat Ia bendung lagi,,, Bibi  Nur menangis terisak menyaksikannya, Kakaknya begitu kehilangan ruh hidupnya saat Istri yang teramat di cintainya Fatimah Beghum meninggal ketika melahirkan Maryam,,, Anak yang kini menjadi candu dan semangat hidup kakak nya, Maryam bagi Sultan Azzam adalah alasan senyum nya kembali merekah setelah selama berbulan-bulan Sultan Azzam mengurung dirinya di kamar ketika Istri ketiga nya, yang paling di kasihinya meninggal.

Yaa,,, Bibi Nur masih ingat hari di mana Sultan Azzam keluar dari peraduan berdukanya, setelah selama dua minggu sang Sultan tak keluar dari dalam kamarnya, menangisi kematian istrinya dan saat Ia mendengar suara tangis Maryam, sang bayi yang di asuh oleh dirinya di malam hari. Sang Sultan menggendong bayi mungil yang masih memerah itu dalam pelukannya, dan membawanya memasuki kamarnya,,, Sejak saat itu, Sang Sultan sendiri yang mengasuh bayi mungil itu, di bantu oleh dirinya tentunya. Hingga sang Sultan meninggalkan Kewajibannya memerintah Kerajaan, hari-harinya Ia lalui dengan hanya menunggui Maryam,,, Roda pemerintahannya di kendalikan oleh adiknya Sultan Syihab. Walaupun Sultan Azzam masih menjadi Raja secara Yuridis. Begitupun Istri dan anak-anaknya, masih tinggal di kerajaan dan mendapatkan hak nya.

Bibi Nur adalah Adik kedua Sultan Azzam, Kakaknya Sultan Syihab, Ia pernah menikah dengan seorang Gubernur wilayah Kabul, Namun suaminya meninggal di pertempuran saat usia pernikahannya baru menginjak satu bulan,,,
Saat Ia tengah merasakan madu cinta bak hidup di syurgawi, Ia harus menghadapi getirnya kehilangan,,, Suaminya yang baru sebulan menjadi teman merengkuh bahagia meninggal syahid di pertempuran,,
Lalu Ia memutuskan untuk tidak menikah lagi, dan mengabdikan hidupnya untuk melayani kakaknya, Sultan Azzam, Karna berdekatan dengan kematian suaminya, dua bulan kemudian Fatimah beghum Istri tercinta Sultan Azzam, Kakak Iparnya meninggal.

~~~~~

" Aaaah,,, yang mulia, dia sudah tertidur, kau pasti lelah,,, barkan aku yang memindahkannya ke kamarnya,,, " Bibi Nur menghampiri kakaknya di timur Istana, Api unggun yang masih menyala di hadapan mereka mengurangi udara dingin yang sudah sejak 2 bulan menyapa kekaisaran Mughal, Tapi Mariam sangat menyukai berada di alam terbuka, sama seperti mendiang Ibundanya,, Fatimah Beghum,,, Istri ketiga dari Sultan Al- Azzam  yang teramat di cintai nya itu juga sangat mencintai alam,,,

Fatimah Beghum adalah sosok wanita yang luar biasa, kecantikan nya mensejajari kelopak bunga matahari di siang hari yang memantulkan cahaya, Suaranya teramat Indah ketika mendendangkan lagu, dan Hobinya menari juga satu dari banyak bakat yang sungguh begitu membuat Sultan Azzam tak dapat memalingkan matanya kala tugasnya sebagai seorang Kaisar di salah satu kerajaan yang ada di tanah Mughal India menggunung.

Fatimah Beghum adalah Istri ketiga bagi sang Sultan, tapi seperti yang sudah di lukiskan, Ia wanita tambatan hati yang paling terkasih, hal itu yang membuat iri wanita Sultan yang lainnya,,, Begitulah kehidupan di Istana,,, Penuh Intrik yang menyesakkan dada, Namun siapa yang berani menyangkal pilihan Yang Mulia Sultan,,, Tak ada,,, Intrik dan sesak hanya tersimpan dalam kicauan-kicauan kecil dunia Harem,,, hanya mulut-mulut mereka terkadang mengeluarkan suara-suara sumbang berbisik, bagaimana wanita Sultan lainnya sangat iri pada Fatimah beghum.

Dan Sejak Kematiannya, Sang Sultan tak perduli dengan hal lain kecuali menyibukkan diri bersama si kecil,, Maryam,,, seluruh tugas kerajaan di gantikan oleh sang adik, dan Sang Sultan memilih tinggal dan menyepi di Istana Timur, di mana dulu Fatimah Beghum tinggal,, Sulthan Azzam seolah membatasi dirinya berhubungan dengan siapapun, Ia menikmati kehilangannya dengan cara nya sendiri, dan Hanya dia lah,,, Bibi Nur yang dapat menemani sang Sulthan, selebihnya Ia menolaknya.


With Love

Putri Wardah




Tidak ada komentar:

Posting Komentar